Dampak Polusi Suara terhadap Gangguan Pendengaran
Polusi suara menjadi permasalahan umum di daerah perkotaan Indonesia. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Universitas Indonesia, polusi suara dapat mempengaruhi fungsi pendengaran. "Mengalami paparan suara berlebihan secara terus menerus dapat merusak sel-sel rambut dalam telinga yang berfungsi mendeteksi gelombang suara," jelas Dr. Andika, ahli THT dari rumah sakit tersebut.
Dampaknya bukan main-main, gangguan pendengaran bisa berakibat fatal. Mengutip data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 466 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran, dan 34% di antaranya disebabkan oleh paparan suara berlebih. Di Indonesia sendiri, tingkat kebisingan di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya sudah melebihi ambang batas yang aman, yakni 85 desibel.
Selain itu, terlalu lama berada di lingkungan bising juga dapat meningkatkan risiko Tinnitus, kondisi di mana penderitanya mendengar suara berdenging meski tidak ada sumber suara. "Tinnitus ini bisa semakin parah jika tidak segera ditangani," tambah Dr. Andika.
Selanjutnya, Polusi Suara dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan Umum
Ternyata, masalah yang disebabkan oleh polusi suara tidak hanya seputar gangguan pendengaran. Para peneliti juga menemukan hubungan antara kebisingan dengan berbagai masalah kesehatan lainnya. "Stres akibat polusi suara dapat memicu peningkatan tekanan darah dan penyakit jantung," ungkap Profesor Suharyo, seorang pakar kesehatan lingkungan.
Selain itu, polusi suara juga telah dikaitkan dengan masalah tidur dan penurunan kualitas hidup. Menurut sebuah studi oleh Pusat Penelitian Kesehatan Lingkungan, polusi suara yang konstan dapat mengganggu tidur dan mengakibatkan gangguan tidur kronis. Dalam jangka panjang, hal ini bisa mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang.
Selain itu, polusi suara juga bisa mengganggu kehidupan sehari-hari, seperti mengganggu proses belajar atau bekerja. "Tidak bisa dipungkiri, kita menjadi lebih sulit berkonsentrasi ketika berada di lingkungan bising," ungkap Dr. Sari, seorang psikolog.
Menyikapi permasalahan ini, pemerintah dan masyarakat harus bersama-sama berusaha mengurangi tingkat polusi suara. Mulai dari hal sederhana seperti mengurangi penggunaan alat berisik, hingga menerapkan peraturan yang lebih ketat terhadap kebisingan di area publik. Pada akhirnya, upaya bersama ini diharapkan dapat menjaga kesehatan pendengaran dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.